Hari ini sebuah negeri yang luas dengan aneka satwa dan sumber daya alam maupun manusianya masih mampu bernafas lega namun apakah mampu mereka sadari bahwa diluar sana, jauh dari pandangan mereka terselip derita berjuta rakyat tersiksa dan tiada artian harinya selain hanya mencoba bertahan hidup.
Saya hanyalah seorang mahasiswa yang sedikit kecewa namun saya bukanlah mahasiswa yang tidak bisa menghargai jeri payah setiap guru besarku, mereka mendidik tanpa letih, bekerja tanpa pamrih namun apakah itu sudah cukup ? tidak, mereka berpikir lebih jernih dan mencoba untuk membuka wawasan setiap anak bangsa ini.
Potret buram sebuah negeri ketika UUD diartikan "Ujung-Ujungnya Duit", sebuah kekalahan telak ketika sebuah lembaga pendidikan berhasil memberikan sebuah gelar atas dasar politik yang berbuntut pada nilai rupiah saja. Kini lihat derita anak negeri, mereka mendapat pendidikan abal-abal dari guru besar yang tentunya abal-abal dan karbitan pula.
Jauh dari segala problema dan masalah yang tiada henti ketika pengangguran, kejahatan dan pembunuhan serta politik kebusukkan menjadi perbincangan, sebenarnya apakah hakikat pendidikan dinegeri ini ? sudah menjadi pandangan yang lumrah ketika sebuah institusi pendidikan layaknya sebuah mesin pencetak ijasah yang memberikan embel-embel kepada calon pelajarnya seperti akreditasi baik, lulusan diterima dimana saja dan tentunya penawaran yang membuat seseorang akan berpikir berkali-kali dan akhirnya nalar mereka memilih.
Hakikat pendidikan adalah hak setiap anak negeri untuk bisa cerdas, hidup dan berguna hingga akhirnya kalian akan lebih senang ketika pendidikan adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dari sinilah saya berharap tiada lagi diskriminasi pendidikan dinegeri ini dimana yang kaya merajalela yang miskin teraniaya karena hakikat kehidupan adalah saling mengayomi dan berbagi untuk kemajuan bangsa dan negeri.
Sudah cukup kita mendengar tentang penurunan mutu pendidikan, sudah cukup telinga ini rasakan sakit ketika ada anak tidak bisa sekolah dan disini saya berharap sebuah Reformasi Pendidikan Indonesia dimana tidak perlu lagi berdebat tentang kurikulum yang selalu berubah entak apa tujuan pastinya ?, tidak lagi berbicara kepentingan partai dalam mencerdaskan anak negeri, karena saya ingin berbicara mewakili hati saya tentang apa itu Reformasi Pendidikan Indonesia.
Negeri ini negara yang besar, pertambahan pengangguran menjadi masalah setiap tahunnya hingga akhirnya tiada hentinya negeri ini mendatangkan investor-investor "aneh" dan dapat kita lihat apa yang terjadi, sudah cukup kita mengeluarkan uang hanya untuk membayar stasiun televisi yang terus menayangkan sebuah problema namun apa yang bisa kita lakukan ? "Ajarkanlah anak negeri ini bagaimana menjalani hidup hingga menjadi lebih berarti".
Mereka adalah anak negeri yang tersesat, ketika tiada apa-apa yang mereka punya maka sia-sia waktu mereka hidup didunia. Wahai para pemimpin negeri ini, kutitipkan berjuta mimpi mereka dan aku selalu berharap ketika waktu itu tiba tiada lagi anak yang merintih kehilangan keluarganya, tidak ada lagi keluarga yang tidak bisa mencukupi kebutuhan makan keluarganya dan kutitipkan negeri ini untuk sebuah masa depan kita kita semua mampu tersenyum bangga tanpa ingat lagi rasa kecewa.
Saya hanyalah seorang mahasiswa yang sedikit kecewa namun saya bukanlah mahasiswa yang tidak bisa menghargai jeri payah setiap guru besarku, mereka mendidik tanpa letih, bekerja tanpa pamrih namun apakah itu sudah cukup ? tidak, mereka berpikir lebih jernih dan mencoba untuk membuka wawasan setiap anak bangsa ini.
Reformasi Pendidikan Indonesia
Ini hanyalah sekelumit kecil permasalahan di negeri ini, ketika sebuah gelar dapat dibeli dan ketika gelar dianggap konsep sebuah pembangunan negeri yang sedang caruk maruk dengan banyak problem didalamnya dan kita seakan di nina bobokan dengan nyanyian "Suara Rakyat Adalah Suara Negeri Ini". Saya selalu percaya bahwa negeri ini memang baik bahkan teramat baik hingga membiarkan para pemabuk bertengger dengan kekuasaan mereka mencoba mengkonsepsikan arti sebuah negeri.Potret buram sebuah negeri ketika UUD diartikan "Ujung-Ujungnya Duit", sebuah kekalahan telak ketika sebuah lembaga pendidikan berhasil memberikan sebuah gelar atas dasar politik yang berbuntut pada nilai rupiah saja. Kini lihat derita anak negeri, mereka mendapat pendidikan abal-abal dari guru besar yang tentunya abal-abal dan karbitan pula.
Jauh dari segala problema dan masalah yang tiada henti ketika pengangguran, kejahatan dan pembunuhan serta politik kebusukkan menjadi perbincangan, sebenarnya apakah hakikat pendidikan dinegeri ini ? sudah menjadi pandangan yang lumrah ketika sebuah institusi pendidikan layaknya sebuah mesin pencetak ijasah yang memberikan embel-embel kepada calon pelajarnya seperti akreditasi baik, lulusan diterima dimana saja dan tentunya penawaran yang membuat seseorang akan berpikir berkali-kali dan akhirnya nalar mereka memilih.
Hakikat pendidikan adalah hak setiap anak negeri untuk bisa cerdas, hidup dan berguna hingga akhirnya kalian akan lebih senang ketika pendidikan adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa. Dari sinilah saya berharap tiada lagi diskriminasi pendidikan dinegeri ini dimana yang kaya merajalela yang miskin teraniaya karena hakikat kehidupan adalah saling mengayomi dan berbagi untuk kemajuan bangsa dan negeri.
Sudah cukup kita mendengar tentang penurunan mutu pendidikan, sudah cukup telinga ini rasakan sakit ketika ada anak tidak bisa sekolah dan disini saya berharap sebuah Reformasi Pendidikan Indonesia dimana tidak perlu lagi berdebat tentang kurikulum yang selalu berubah entak apa tujuan pastinya ?, tidak lagi berbicara kepentingan partai dalam mencerdaskan anak negeri, karena saya ingin berbicara mewakili hati saya tentang apa itu Reformasi Pendidikan Indonesia.
Apa Itu Reformasi Pendidikan Indonesia ?
Sebuah pendidikan dimana sebuah pembelajaran haruslah memberikan perubahan untuk negeri ini dimana setiap aspek didalamnya bukan lagi soal mencerdaskan, kita sudah banyak orang yang cerdas namun kemana mereka ? ya, mereka menjadi anak dari negeri orang hingga mereka dipekerjakan dinegeri orang. Apa yang terjadi pada negeri ini ketika sebuah ilmu menjadi komoditas pasar ? hingga akhirnya kemana para cendikiawan orde keemasan kita ketika negara tetangga belajar dinegeri kita, ketika negara hebat mencari guru dari negeri ini. Negeri ini harus melahirkan orang-orang hebat dari negerinya dan menjadi putra bangsa negaranya melalui pemikiran dan karya yang luar biasa dan tentunya pemerintah harus berperan aktif bukan lagi berdiskusi tentang caruk maruk kebohongan publik.Titik Berat Pendidikan Indonesia
Dinegara besar seperti Amerika, mereka menitip beratkan bahwa setiap pelajarnya haruslah berguna untuk negara dan mampu membuka lapangan pekerjaan hingga didalam pendidikannya mereka mengajarkan bahwa pendidikan adalah suatu tuntutan masa depan, namun ini berbeda dengan negara kita dan ini adalah sesuatu yang saya lihat. Mereka diajarkan menjadi sebuah robot komoditas pekerja dan telah kita ketahui kita menjadi buruh dinegeri sendiri dan apakah kalian tahu siapa bos besar kita ? sebuah pendidikan haruslah memberikan jaminan masa depan tidak hanya memberikan ilmu yang berusaha mencerdaskan karena nyatanya tidak sedikit para pelajar yang mendapatkan ilmu namun tidak memiliki kesempatan untuk menggunakannya, tidak tahu bagaimana menggunakannya. Ya, itu semua karena yang mereka pelajari hanyalah teori tiada implementasi.Negeri ini negara yang besar, pertambahan pengangguran menjadi masalah setiap tahunnya hingga akhirnya tiada hentinya negeri ini mendatangkan investor-investor "aneh" dan dapat kita lihat apa yang terjadi, sudah cukup kita mengeluarkan uang hanya untuk membayar stasiun televisi yang terus menayangkan sebuah problema namun apa yang bisa kita lakukan ? "Ajarkanlah anak negeri ini bagaimana menjalani hidup hingga menjadi lebih berarti".
Sesuatu Yang Harus Ada Di Bangku Pendidikan
- Ajarkan mereka ilmu yang memang dibutuhkan
- Berikan mereka pembekalan masa depan
- Jauhkan mereka dari setiap sifat keburukan pendahulu dengan topeng kebaikan
- Serta ajarkan mereka norma-norma agama hingga menuntun mereka menjadi warna negara yang baik
Mereka adalah anak negeri yang tersesat, ketika tiada apa-apa yang mereka punya maka sia-sia waktu mereka hidup didunia. Wahai para pemimpin negeri ini, kutitipkan berjuta mimpi mereka dan aku selalu berharap ketika waktu itu tiba tiada lagi anak yang merintih kehilangan keluarganya, tidak ada lagi keluarga yang tidak bisa mencukupi kebutuhan makan keluarganya dan kutitipkan negeri ini untuk sebuah masa depan kita kita semua mampu tersenyum bangga tanpa ingat lagi rasa kecewa.